Selasa, 22 Mei 2012

Lomba Foto - Sadar Wisata (berhadiah total 100 juta)


Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata kembali mengadakan "Lomba Foto Sadar Wisata 2012."
Lomba yang telah memasuki tahun keempat itu, bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan arti penting Sapta Pesona. Yang meliputi Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ranah, dan Kenangan melalui media fotografi.

Selain beberapa alasan lainnya seperti memperkenalkan obyek dan daya tarik wisata Indonesia, sekaligus memberdayakan masyarakat komunitas, pecinta dan penghobi fotografi.

Dari data yang dilansir panitia, dari tahun 2009-2011 peserta Lomba Foto Sadar Wisata selalu mengalami peningkatan. Pada 2009 peserta berjumlah 205 dengan foto sebanyak .1120. Tahun 2010 terdapat 365 peserta dengan foto 1.468 foto. Sedangkan pada 2011 terdapat 630 peserta dengan 2.424 foto.

"Tahun ini diharapkan pesertanya makin banyak, dan makin menggerakkan perekonomian," ujar Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Firmansyah Rahim di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (15/3).

Sebagaimana tahun 2011, tahun ini dewan juri diketuai Sigit Pramono (penggiat fotografi dan Komisaris BCA), Darwis Triadi, Arbain Rambey, Bambang Wijanarko, dan Ray Bachtiar. Foto mulai dapat dikirimkan mulai 16 Maret hingga 24 Agustus 2012. Untuk teknis lebih jelas terdapat di laman www.parekraf.co.id

Lomba Foto Sadar Wisata 2012 memperebutkan hadiah total Rp. 100 juta. Dengan hadiah pertama Rp 20 juta. Berikutnya Rp 15 juta , Rp 10 juta dan beberapa penghargaan khusus dengan total hadiah Rp 30 juta.

Pemenang dan nominator, fotonya akan dipamerkan selama empat hari dari tanggal 27-30 September 2012 di Grand Indonesia.

Menurut Sigit Pramono, even ini diharapkan makin membuat penggiat fotografi makin banyak memotret tempat wisata di negeri sendiri. "Daripada memotret tempat wisata di luar negeri yang keindahannya belum tentu sedahsyat berbagai tempat wisata di Indonesia," katanya. Dia melanjutkan, juri tidak akan menilai alat yang digunakan untuk memotret sebuah obyek, tapi orangnya yang paling menentukan sebuah hasil foto.

Darwis Triadi menambahkan, kawan-kawan di daerah dapat memotret spot-spot ekonomi kreatif, seperti rumah industri tradisional seperti kerajinan gerabah dan lain-lain yang banyak di daerah. "Indonesia adalah salah satu pasar produk fotografi terbesar di dunia, oleh karena itu peminat fotografi banyak di sini. Di atas itu semua, foto yang baik adalah foto yang diambil dengan rasa, bukan dengan mata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar